Payakumbuh | Mungka City




Payakumbu
Kota Payakumbuh adalah sebuah kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.


Sejarah
Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang dimulai sejak keterlibatan mereka dalam perang Padri, dan kemudian kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi distrik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda waktu itu.


Kota ini dibelah oleh sungai yang bernama Batang Agam, menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini terdapat suatu nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840, Belanda membangun jembatan batu untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang. Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.


Geografi
Kota Payakumbuh berada pada hamparan kaki gunung Sago, dan dikelilingi oleh kabupaten Lima Puluh Kota. Kota ini berada dalam jarak sekitar 30 km dari kota Bukittinggi atau 120 km dari kota Padang dan 188 km dari kota Pekanbaru.


Keadaan topografi daerah kota ini terdiri dari pebukitan dengan rata-rata ketinggian 514 meter diatas permukaan laut, dan suhu rata-rata berkisar antara 26 °C serta kelembahan udara antara 45 hingga 50 %.


Perhubungan
Kota ini termasuk kota penghubung antara kota Padang dengan kota Pekanbaru, dan dari kota ini dapat juga terhubung ke jalur lintas tengah Sumatera tanpa mesti melewati kota Bukittinggi.


Saat ini tengah dibangun jalan lingkar luar bagian utara (10,45 km) dan selatan (15,34 km) dikenal dengan Payakumbuh Bypass untuk memudahkan akses transportasi tanpa harus melalui pusat kota dan untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Pembangunan jalan ini berasal dari dan pinjaman pemerintah pusat kepada Bank Pembangunan Asia (ADB)


Perekonomian
Kota Payakumbuh sebagai kota persinggahan, menjadikan sektor jasa dan perdagangan menjadi sektor andalan. Namun sektor lain seperti pertanian, peternakan dan perikanan masih menjanjikan bagi masyarakat kota ini karena didukung oleh keadaan tanahnya juga terbilang subur.


Untuk menjadikan kota ini sebagai sentra perdagangan selain dengan meningkatkan pasar-pasar tradisional yang ada selama ini, pemerintah setempat bersama masyarakatnya mencoba membangun sistem pergudangan untuk mendukung aktivitas perdagangan yang modern. Dan saat ini kota Payakumbuh telah memiliki sebuah pasar modern yang terletak di jantung kotanya.


Sementara industri-industri yang ada di kota ini baru berskala kecil, namun telah mampu berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri, diantaranya sulaman bordir dan songkok/peci


Olahraga dan Budaya
Masyarakat kota ini memiliki klub sepak bola yang dikenal dengan nama Persepak Payakumbuh yang bermarkas pada stadion Kapten Tantawi.


Olahraga pacu kuda juga merupakan pertunjukan yang paling diminati oleh masyarakat kota ini, dan biasa setiap tahunnya diselenggarakan pada gelanggang pacuan kuda yang bernama Kubu Gadang yang sekarang menjadi bahagian dari komplek GOR M.Yamin.


Kota Payakumbuh memiliki beberapa pertunjukan tradisional, diantaranya tarian-tarian daerah yang bercampur dengan gerakan silat serta diiringi dengan nyanyian, dan biasa ditampilkan pada waktu acara adat atau pergelaran seni yang disebut dengan randai. Salah satu kelompok randai yang terkenal diantaranya dari daerah Padang Alai, yang bernama Randai Cindua Mato.


Masyarakat kota Payakumbuh juga terkenal dengan alat musik jenis Talempong, yaitu sama dengan alat musik gamelan di pulau jawa, yang biasa ditampilkan dalam upacara adat, majlis perkawinan dan lain sebagainya. Selain itu alat musik lain yang masih dijumpai di kota ini adalah Saluang, yaitu sejenis alat musik tiup atau sama dengan seruling.


Selain itu terdapat juga pertunjukan Pacu Itik yang setiap tahunnya diselenggarakan pada nagari-nagari yang ada dalam kota ini.


Makanan Khas
Kota Payakumbuh dikenal juga dengan sebutan Kota Botiah. Selain botiah masih banyak makanan khas dari kota ini diantaranya gelamai, boreh rondang, kipang, rondang boluk, rondang tolua dan martabak tolua. Di nagari Tiakar juga terdapat paniaram yaitu kue dari beras kotan di campur gula onau.


Pariwisata
Beberapa objek wisata di sekitar kota Payakumbuh adalah:
  • Jembatan Ratapan Ibu

  • Surau Dagang Rao-Rao Labuh Baru

  • Rumah Gadang Kapten Tantawi

  • Ngalau Indah

  • Ngalau Sompik

  • Masjid Tuo Koto Nan Ompek

  • Masjid Gadang Balai Nan Duo Koto Nan Ompek

  • Rumah Gadang Tuanku Lareh Koto Nan Ompek

  • Makam Keramat Tanjung Lilin

  • Perkampungan Tradisional Minangkabau Balai Kaliki Koto Nan Godang

  • Rumah Museum Tan Malaka

No comments:

Post a Comment