Sinopsis - Laila Majnun

Qais seorang anak berusia 13 tahun yang pandai menggambar. Salah satu gambar yang disenanginya adalah gambar tentang Pangeran Fais dengan Puteri Shaila bersama kuda sembraninya. Qais bertetangga dengan seorang anak perempuan teman sekelasnya bernama Laila, tapi hubungan persahabatan mereka agak renggang pada suatu hari sepulang sekolah mereka berlomba saling mendahului dengan menaiki sepeda untuk menyeberangi sebuah jembatan yang hanya cukup memuat 1 sepeda saja.
Usaha mereka yang saling mendahului membuat mereka berdua jatuh ke sungai kecil, kejadian ini diketahui oleh ibu Laila yang tidak terima hingga mengadukan perbuatan Qais pada ibunya. Ibu Qais memberikan hukuman pada anaknya Qais untuk tinggal dikamar, agar lain kali mau mengalah pada seorang perempuan. Laila merasa bersalah ketika mengetahui kalau Qais dihukum karena kejadian itu.
Laila pun datang menemui ibu Qais dan menjelaskan bahwa yang bersalah adalah mereka berdua. Ibu Qais pun jadi mengerti kejadian sebenarnya dan Qais dibebaskan dari hukumannya. Tanpa disadari kedua anak tersebut memiliki perhatian yang sama besar antara satu sama lainnya, hal ini dilihat oleh lukisan Qais yaitu Pangeran Fais dan Puteri Shaila. Disuatu malam mereka muncul dari dalam lukisan dan membantu Qais dan Laila bersahabat lagi. Sejak itu hubungan antara Qais dan Laila menjadi baik kembali.
Pak Jimrod, ayah Laila ternyata iri dengan usaha pak Mahmud ayah Qais hingga terpengaruh oleh ibu Laila untuk menemui Dukun Sato untuk minta parewangan. Sejak itulah usaha toko pak Jimrod jadi ramai sedangkan toko milik pak Mahmud jadi sebaliknya, sepi kembali. Ternyata didepan toko keduanya ada Jin Hitam yang selalu membelokkan pelanggan toko pak Mahmud menjadi berbelanja di toko pak Jimrod. Jin Hitam melakukan ini dengan meminta imbalan pada pak Jimrod.
Qais yang telah tumbuh dewasa tampak gelisah melihat usaha dagangnya terancam bangkrut hingga akhirnya diberitahukan oleh Pangeran Fais dan Puteri Shaila bahwa usaha dagang ayahnya disihir dan mereka akan menolong Qais untuk membebaskan sihir itu.
Jin Hitam yang sedang sibuk menggiring pembeli kearah toko pak Jimrod diusir oleh Pangeran Fais dan Puteri Sheila, setelah terdesak kalah maka Jin Hitam kabur pergi meninggalkan toko pak Jimrod tapi Jin Hitam juga membawa kabur Laia sebagai tumbal menuju alam gaib dimana Jin Hitam tinggal. Pangeran Fais berusaha menolong Laila tapi tidak berhasil membebaskannya, satu-satunya kekuatan yang bisa membebaskan hanyalah rasa cinta Qais pada Laila.
Qais pun berangkat menuju tempat tinggal Jin hitam dengan menunggangi Kuda Sembrani dan pedang pemberian Pangeran Fais. Dalam pertempuran Qais berhasil membunuh Jin Hitam dan membawa Laila kembali ke dunia manusia. Setelah kejadian itu berlalu, tiba-tiba saja Laila dan keluarga akan pindah karena pak Jimrod akan menikahkan Laila dengan bos Bram, seorang pengusaha di Jakarta.
Kepergian Laila yang mendadak membuat Qais jadi terguncang dan jatuh sakit. Kedua orang tua Qais pun bersedih atas kondisi kesehatan puteranya. Qais meskipun masih dalam kondisi sakit nekat menyusul Laila ke Jakarta dengan naik kereta api. Sesampai di Jakarta musibah menimpa Qais, dia yang bermaksud menolong ibu Sumi, seorang ibu membawa banyak barang bawaannya dirampok oleh para penjahat hingga jatuh pingsan.
Untung Qais ditolong oleh pak Musa. Bapak tua pemilik warung dekat stasiun yang duduk dekat Qais ketika didalam kereta. Dan dirawat dirumahnya dan ibu Sumi dan anak-anaknya yang termasuk orang kaya pun juga menyampaikan rasa terima kasihnya dengan mengundang Qais kerumah mereka bahkan memanggil dokter untuk menyembuhkan sakit Qais. Berkat pak Musa dan bu Sumi serta kehadiran kembali Pangeran Qais dan Puteri Shaila akhirnya Qais bisa bertemu dengan Laila. Laila datang menjemput kerumah dimana Qais tinggal dan mengajak Qais untuk ikut bersamanya.(indosiar.com/4nd/mdL)

No comments:

Post a Comment